Masudsaidintitute.org-Setelah sebelumnya mengadakan in House Training pertama, kini Mas’ud Said Institute (MSI) kembali melakukan
kegiatan serupa. Bertepat di Hotel Savana Kota Malang, MSI mengadakan in House Training
untuk membantu Pemerintah Daerah mencari “jalan keluar” dan bahkan “pintu masuk” untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dikatakan “jalan keluar” karena hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia
mengalami hal yang sama yakni sulit untuk keluar dari persoalan pembangunan
daerah, demikian pula sulit mencari pintu masuk karena pemerintah daerah
kesulitan menemukan inovasi untuk menaikan “derajat” daerahnya. Dengan dasar
itulah MSI dengan tag line “
Toward an Effective Goverment” mengadakan kegiatan ini.
Kegiatan yang dilakuan selama dua hari ini ( 19—20 februari 2020 ) diikuti
oleh 30 peserta dari dua pemerintahan kabupaten yakni Kabupaten Madiun dan
Kabupaten Tuban.
![]() |
Sambutan Direktur Masud Said Intitute, di lanjutkan pembukan oleh Prof. Dr. M. Masud Said, MM
(dukumentasi Pribadi)
|
Bertindak sebagai pemateri utama, Prof. Dr. M. Mas’ud Said, MM kembali
menekankan pada pentingnya financial capacity dan Peningkatan PAD.
Menurut Prof. Mas’ud, susksesnya pemerintah daerah bergantung pada kondisi
keuangan daerah, semakin kuat financial-nya maka percepatan pembangunan
dapat diatasi secara baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut
dibutuhkan beberapa hal diantaranya, kepemimpinan yang visioner dan birokrasi
yang berubah maju. Maksudnya adalah dibutuhkan kepemimpinan di daerah yang
bekerja secara cepat dan cermat serta mampu melakukan birokratisasi yang
memiliki daya guna (Efficiency and effective bureaucracy).
Selain itu, memanfaatkan potensi pendapatan dari berbagai sumber (Pusat—Daerah),
artinya pemda harus mengoptimalkan sumber keuangan dengan mencari jalan lain (out
of the box). Tentang hal ini, Prof Mas’ud Said memberikan asosiasi bahwa
jika sebuah rumah tidak dapat dimasuki lewat pintu karena dikunci maka harus
mencari “jendela-jendela” yang mungkin tidak dikunci. Maksudnya adalah bahwa
pemda perlu inovasi dalam upaya peningkatan PAD, jangan terpaku pada pola lama,
tentunya dengan cara yang konstitusional.
Inovasi dapat dilakukan melalui program dan kegiatan yang dapat membantu
keberhasilan daerah. Inilah yang oleh Prof. Mas’ud Said merumuskan dengan 555
strategi peningkatan PAD yakni, 5 langkah cepat, 5 syarat, 5 standar
operasional. Singkatnya, untuk meningkatkan PAD setidaknya memiliki perlu
menyediakan data yang valid untuk dianalisa, selalu mencari inovasi baru, update
Perbup/Perwali, menjadikan daerah lain sebagai comparasi atau menjadi
contoh, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (basic public needs and
services) tentunya melalui Standar
Operasional yang baik seperti Certainity (kepastian), Quickly (Kecepatan),
Easy to access (kemudahan akses), dan lainnya.
Di sesi kedua
kegiatan ini, MSI menghadirkan pemateri dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)
Provinsi Jawa Timur, M. Budi Irawan, SE. MA. Budi Irawan padaksempatan ini
menekankan pada peningkatan PAD melalui jalur retribusi jasa usaha. Pada
pemaparannya menyampaikan agar pemda
harus memanfaatkan seluruh aset daerah untuk meningkatkan PAD. OPD penhasil
diharapkan memiliki enterpreneur mindset, memanfaatkan sumber daya daerah
utuk pemasukan daerah.
Disisi lain,
peningkatan layanan publik seperti keamanan dan kenyamanan, transparansi sert ,
review tarif, sosialisasi optimalisasi PAD, pembinaan, pengawasan perlu terus
ditingkatkan untuk menunjang peningkatan PAD.
![]() |
Materi peningkatan PAD sektor retibusi oleh M. Mudy Setiawan SE., MA |
Hari terkahir
(20/2), Peserta in House Training dikunjungi
Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji.
Kedatangan Walikota Malang sekitar pukul 7.30 pagi ini diterima langsung oleh
Pembina MSI, Prof. Dr. M. Masu’d Said, MM.
Dihadapan para peserta, H. Sutiaji memaparkan pencapaian dan
keberhasilan Kota Malang dalam menggenjot PAD termasuk menunjukkan 50 jurus
/inovasi untuk meningkatkan PAD dari
pajak daerah. Dengan pencapaian yang terus meingkat secara signifikan Pemkot
Malang dibawah H. Sutiaji sangat optimis, sebagaimana dalam dokumen RPJMD Kota
Malang bahwa sampai dengan tahun 2023
PAD Kota Malang diproyeksikan mencapai angka 1, 17 Triliun rupiah atau
berkontribusi sekitar 45 % dari total Pendapatan Daerah (RPJMD Kota Malang
2018—2023).
Selanjutnya, untuk
menutupi rangkaian kegiatan ini, peserta akan diantar tim MSI untuk melakukan
kunjungan lapangan ke kantor Bapenda Kota Malang di kompleks Block Office
Kantor Pelayanan Terpadu, Jalan Mayjen Sungkono, Arjowinangun, Kedung Kandang. (HZ/AL/MSI)